PROPOSAL
PENGGALANGAN DANA PEMBUATAN OGOH – OGOH
DALAM RANGKA MENYAMBUT HARI RAYA NYEPI
TAHUN CAKA 1935
Hari raya Nyepi adalah salah satu hari
suci agama Hindu yang dirayakan setiap setahun sekali yaitu pada hari
raya Nyepi jatuh pada hari pertama Sasih Kedasa. Hari raya Nyepi
dilakukan dalam rangka menyambut Tahun Baru Caka. Dalam Perayaan Nyepi
dilakukan Penyucian bhuwana agung dan bhuwana alit untuk mewujudkan
kesejahteraan, keseimbangan dan kebahagiaan lahir batin (jagadhita dan moksa), terbinanya kehidupan yang berlandaskan satyam (kebenaran), siwam (kesucian), dan sundaram (keharmonisan/ keindahan).
Satu hari sebelun melaksanakan Tapa
Brata Penyepian dilaksanakan prosesi Ogoh-ogoh serangkaian dengan
upacara Tawur Kesanga yang merupakan sebuah ekspresi kreatif masyarakat
Hindu di Bali, di dalam memaknai perayaan pergantian Tahun Caka.
Masyarakat menciptakan Ogoh-ogoh Bhutakala sebagai perlambang
sifat-sifat negatif yang harus dilebur agar tidak menggangu kehidupan
manusia. Ogoh-ogoh Bhutakala yang diciptakan kemudian dihaturkan sesaji natab caru pabiakalan sebuah ritual yang bermakna nyomia,
mengembalikan sifat-sifat Bhutakala ke asalnya. Ritual tersebut
dilanjutkan dengan prosesi Ogoh-Ogoh, seluruh lapisan masyarakat
bersama-sama mengusung Ogoh-Ogoh mengelilingi jalan-jalan desa dan
mengitari catus pata sebagai simbol siklus sakral perputaran waktu
menuju ke pergantian Tahun Caka yang baru. Setelah ritual dan prosesi
Ngerupuk tersebut Ogoh-Ogoh Bhutakala itupun diprelina,
mengembalikan keasalnya dengan dilebur atau dibakar. Terkait dengan
upacara Tawur Kesanga dan ritual Ngerupuk tersebut, prosesi Ogoh-Ogoh
mengandung dua makna yaitu mengekspresikan nilai-nilai religius dan
ruang-waktu sakral berdasarkan sastra-sastra agama, dan merupakan karya
kreatif yang disalurkan melalui ekspresi keindahan dan kebersamaan.
Mengingat peranan penting Ogoh-ogoh
dalam perayaan hari raya Nyepi dan sebagai bentuk kreatifitas remaja
hindu bali dalam melestarikan adat, seni dan budaya. Kami anak anak lekok akan membuat Ogoh-ogoh. Dalam pembuatan
Ogoh–ogoh tentunya kami tidak bisa berjalan sendiri, perlu dukungan
masyarakat terutama Krama Lekok baik itu berupa
dukungan moral, spiritual maupun material.